Trending

Destinations

Destination 2024

Best Sellers

Call +6285163636125 Today!

Kubah dan Payung Raksasa Masjid Nabawi

  • Pengunjung berduyun-duyun ke Masjid Nabawi dalam jumlah besar, dan dari berbagai kategori, ada pria dan wanita, dewasa dan anak-anak. Kerajaan Arab Saudi sangat ingin memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka, menghilangkan hambatan, dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi termasuk perlindungan dari terik matahari dan bahaya hujan.

Kubah Masjid Nabawi

  • Kubah Masjid Nabawi merupakan fenomena unik dalam gaya arsitektur, dan jumlah kubah tetap dan bergerak di Masjid Nabawi ada 196.
  • Kubah pertama Masjid Nabawi dibangun di atas Hujrah Nabi pada tahun 678 H, dan dicat hijau pada tahun 1253 H.

Kubah Bergerak Masjid Nabawi

  • Kubah bergerak ini dianggap sebagai salah satu prestasi peradaban modern di halaman Masjid Nabawi, yang berjumlah 27 kubah. Dibuka dan ditutup secara otomatis oleh perangkat kontrol tiga kali sehari: setelah shalat Subuh, Zuhur dan Magrib, untuk mengubah atmosfer di dalam Masjid Nabawi, membantu memberikan iklim udara yang sesuai dan mengirimkan gema suara agar dapat menjangkau seluruh bagian Masjid Nabawi secara akurat.

Payung-payung Raksasa

  • Ada 262 payung raksasa, dengan dekorasi dan desain megah, yang tersebar di halaman luar dan dalam Masjid Nabawi. Dibuka dan ditutup secara otomatis sesuai kebutuhan. Dibuka di pagi hari untuk melindungi pengunjung dan jamaah dari panas matahari dan hujan, terutama melindungi dari tergelincir karena hujan. Dan ditutup pada malam hari untuk ventilasi tempat dan menikmati pemandangan langit.

halat Jenazah dai Masjid Nabawi

  • Keluarga orang yang meninggal di Madinah Munawwarah sangat ingin agar jenazah keluarganya dishalatkan di Masjid Nabawi dan dikuburkan di Baqi’ bersama para sahabat dan tabi’in terbaik¸ jika hal itu memungkinkan. Hal itu disebabkan keutamaan shalat di Masjid Nabawi dan banyak orang yang shalat dan mendoakan untuknya dengan kasih sayang dan ampunan.

Perhatian Pemerintah Terhadap Shalat Jenazah Pemerintah kota Madinah Al-Munawwarah membuka pintu kuburan Baqi’ bagi para pengunjung pada waktu-waktu resmi untuk berziarah, juga setelah ditunaikan shalat lima waktu. Saat itu jamaah diajak untuk menunaikan shalat jenazah di Masjid Nabawi setelah dilaksanakan shalat lima waktu. Lalu para pengantar jenazah dan peziarah Masjid Nabawi berangkat ke kuburan Baqi’ untuk menguburkan jenazah dan berziarah kubur.

Mengunjungi Kuburan Baqi’

Pemakaman Al-Baqi’

  • Makam Baqi’ adalah kompleks pemakaman Madinah sejak era Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hingga hari ini. Banyak orang meninggal dimakamkan di sana selama berabad-abad, termasuk yang paling utama adalah para Ummul mukminin dan sejumlah besar sahabat Rasulullah.

Lokasi Pemakaman Al-Baqi’

  • Pemakaman Al-Baqi’ terletak di sebelah tenggara Masjid Nabawi. Luasnya mencapai 180 ribu meter persegi.

Kenapa Dinamakan Al-Baqi’

  • Dinamakan “Al-Baqi’” karena pada dahulunya terdapat banyak pohon di tempat tersebut. Asal arti Baqi’ adalah tempat luas yang menghimpun berbagai macam pohon.

Mengunjungi Makam Al-Baqi’

  • Disyariatkan bagi peziarah Masjid Nabawi dan kota Madinah Al-Munawwarah untuk mengunjungi Pemakaman Al-Baqi’ untuk menyampaikan salam kepada para sahabat, tabi’in, orang-orang shalih terdahulu, dan lainnya yang telah wafat, sekaligus mendoakan rahmat untuk mereka. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sering mengunjungi pemakaman Al-Baqi’ dan mendoakan kebaikan untuk mereka.

Apa yang Diucapkan Ketika Mengunjungi Pemakaman Al-Baqi’

  • Yaitu dengan mengatakan: “Semoga keselamatan tercurah untuk kalian, rumah kaum mukminin. Dan sesungguhnya kami atas kehendak Allah pasti akan mengikuti kalian.”
  • Ketika melewati Al-Baqi’, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berkata: “Ya Allah, ampunilah penghuni Baqi’ Al-Gharqad.”

Area Halaman Luar

Allah SWT mengkhususkan dan memuliakan Makkah dibanding seluruh belahan dunia, dan termasuk yang paling agung adalah menjadikannya sebagai tanah Haram.

  • Pelataran atau halaman Masjid Nabawi adalah area luas yang disiapkan untuk jamaah shalat, ditutupi dengan payung-payung yang membuka dan menutup secara otomatis untuk melindungi jamaah shalat dari sinar matahari, ditambah dengan ventilasi dan kipas angin kabut untuk menyejukkan udara buat jamaah shalat.

  • Terdapat 262 payung raksasa di pelataran Masjid Nabawi, dan tembok pagar sepanjang 2270 m yang mengelilingi pelataran. Terdapat sejumlah pintu gerbang di tembok pagar ini. Pintu-pintu gerbang tersebut berbeda dengan pintu-pintu Masjid Nabawi.

  • Luas pelataran: 235.000 meter persegi

  • Kapasitas: 450.000 jamaah

Peringatan saat shalat dan berjalan di pelataran Masjid Nabawi

  • Jangan berjalan tanpa alas kaki di atas marmer hitam atau berwarna karena panasnya yang ekstrim.
  • Hati-hati terpeleset di pelataran, dan hindari penggunaan jenis sepatu atau sandal yang rentan menyebabkan terpelset.
  • Berhati-hatilah jangan sampai shalat di depan imam saat shalat di halaman masjid bagian selatan. Anda dapat mengetahui posisi imam melalui papan petunjuk yang ada di pelataran, agar posisi anda tidak sampai di depan posisi imam.
  • Saat Anda kehilangan alas kaki atau saat mencari alas kaki di halaman pada waktu cuaca panas, tetap berjalan di atas marmer putih saja, karena marmer putih dingin.
  • Dilarang merokok di area halaman Masjid Nabawi.

Pintu-pintu Masjid Nabawi

Allah SWT mengkhususkan dan memuliakan Makkah dibanding seluruh belahan dunia, dan termasuk yang paling agung adalah menjadikannya sebagai tanah Haram.

  • Pintu-pintu Masjid Nabawi memesona jamaah dan pengunjung dengan keindahannya yang sangat menawan dan ukiran-ukirannya yang begitu sempurna. Pintu-pintu tersebut dibuat dengan spesifikasi internasional dan teknis tertinggi.

  • Semua pintu Masjid Nabawi diberi nomor dengan angka yang jelas di samping setiap pintu, dan Anda dapat mengakses pintu yang Anda inginkan dengan mengetahui nomor pintu.

  • Pintu-pintu pelataran Masjid Nabawi juga dilengkapi dengan nomor yang ditempatkan pada pintu gerbang tembok pagar luar pelataran masjid. Nomor-nomor pintu gerbang pagar tembok ini berbeda dengan nomor pintu Masjid Nabawi.

  • Sebagian besar pintu dapat diakses dengan kursi roda. Tersedia juga kursi-kursi portabel untuk lansia dan mereka yang membutuhkannya di sebelah pintu-pintu utama di dalam masjid

Bangunan Lama Masjid

  • Masjid tua adalah area masjid yang dahulu digunakan Rasulullah (Shallallahu alaihi wasallam) dan sahabat. Bentuknya yang bersejarah tetap dilestarikan beserta ukiran-ukiran klasiknya.

Bagian paling menonjol dari bangunan masjid tua yang dapat kita lihat saat ini adalah

  • Masjid
  • Kamar Aisyah
  • Raudhah yang mulia
  • Mihrab
  • Tiang dan tabung

Kubah Hijau

  • Hari ini, di atas bilik mulia (tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan) di Masjid Nabawi, kita menemukan Kubah Hijau yang khas, sebagai tanda letak bilik yang mulia. Kubah ini dicat hijau pada tahun 1253 H.

  • Mereka yang datang ke Masjid Nabawi dapat melihat menara dan Kubah Hijau dari kejauhan, terutama dari arah selatan, yaitu “Jalan Al-Hijrah,” atau dari arah timur, yaitu “Jalan Al-Malik Abdulaziz,” di mana tidak ada bangunan yang menghalangi pandangan.

  • Kubah ini sebelumnya tidak ada di atas makam Nabi Muhammad SAW sampai abad ketujuh Hijriyah. Kubah ini baru dibangun pada masa pemerintahan Sultan Qalawun, dan pada awalnya warnanya adalah warna kayu, kemudian diganti menjadi putih, kemudian biru, kemudian hijau.

  • Kubah ini dikenal dengan nama Al-Baidah’, Al-Faiha’, dan Az-Zarqa’, kemudian disebut Al-Qubbah Al-Khadhra’ (Kubah Hijau).

  • Sebagai bagian dari perawatan berkesinambungan terhadap bilik yang mulia, cat kubah ini akan diperbarui setiap kali warnanya mulai berubah dan memudar karena faktor cuaca.

Kamar Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang Mulia

  • Allah SWT memuliakan Aisyah dengan menjadikan kamarnya sebagai makam Rasulullah (Shallallahu alaihi wasallam) dan dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Al-Khathab.

Kamar Nabi (Shallallahu alaihi wasallam) yang Mulia adalah Rumah Beliau Ia terletak di sebelah tenggara Masjid Nabawi. Ia dinamakan dengan Hujrah Syarifah (kamar yang mulia). Nama terkenalnya adalah Al-Muwajahah Asy-Syarifah. Ia adalah rumah Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang beliau tinggali bersama Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhuma. Allah telah memuliakan Aisyah radhiyallahu anha dengan menjadikan kamar beliau sebagai kuburan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan dua sahabat beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khatthab radhiyallahu anhuma.

Nabi (Shallallahu alaihi wasallam) Wafat di Hujrah Syarifah

  • Ketika Rasulullah (Shallallahu alaihi wasallam) menderita sakit yang kemudian mengantarkan pada wafatnya, beliau berada di kamar Aisyah. Ketika wafat, beliau dikuburkan di sana, sesuai dengan sabda beliau (Shallallahu alaihi wasallam): “Seungguhnya setiap Nabi dikuburkan dimana ia wafat.” Lalu dikuburkan pula di kemudian hari dua sahabat beliau: Abu Bakar dan Umar (radhiyallahu anhuma).

Kubah Hijau Hari ini kita dapat kubah hijau terpasang di atas sebagai tanda letak kamar (rumah) beliau. Ia dibangun dengan menggunakan warna hijau pada tahun 1253 H.

Mihrab-mihrab Masjid Nabawi

  • Mihrab adalah tempat imam shalat menghadap kiblat di dalamnya. Ada beberapa mihrab Masjid Nabawi sepanjang sejarah.

  • Setelah kiblat berpindah ke Baitullah yang mulia, Nabi Shallallahu alaihi wasallam menguah mihrab dari utara ke selatan masjid. Kemudian mihrab itu dimajukan hingga di ujung batas proyek perluasan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu, yang letaknya di wilayah selatan. Lalu, letak mihrab berpindah pada saat perluasan masjid di masa Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.

Mihrab Masjid Nabawi Ada sejumlah mihrab Masjid Nabawi sepanjang sejarah, di antaranya yang terpenting adalah:

  • Mihrab Nabawi: Ia terletak di Raudhah Syarifah, di sebelah kiri mimbar. Di situlah imam memimpin shalat saat ini.
  • Mihrab Utsmani: Ia terletak di dinding masjid bagian kiblat, dimana imam pada masa dahulu memimpin shalat di situ.

Bagian-bagian Masjid Nabawi

  • Masjid Nabawi mempunyai sejarah panjang sejak pertama kali dibangun oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya radhiyallahu anhum. Umat Islam silih berganti memperluas dan membangunnya, yaitu dalam rangka mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Masjid Nabawi terdiri dari:

Bangunan Lama Masjid

  • Yaitu masjid dimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya shalat di sana. Ia terletak di bagian depan Masjid Nabawi saat ini, dimana di atasnya terdapat kubah-kubah yang dihiasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an, serta tiang-tiangnya dikelilingi dengan mahkota emas.

Sarhaat dan Hashwaat

  • Dua tempat terbuka yang saling membelakangi dan terletak setelah bangunan masjid lama. Di masa lalu, ia dihampari dengan kerikil. Karena itu, “Sarhat” dinamakan juga dnegan “Hashwat”

Raudhah Syarifah

  • Raudhah Syarifah merupakan bagian dari Masjid Nabawi. Ia terletak di bagian depan masjid. Ia terpampang dari rumah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (kamar beliau yang mulia) sampai mimbar beliau.

Proyek Perluasan

  • Perluasan Masjid Nabawi dilakukan lebih dari sekali pada masa pemerintahan raja-raja Arab Saudi. Perluasan itu terletak pada bangunan masjid lainnya yang mengelilingi Sarhaat.

Tempat Shalat untuk Perempuan

  • Terdapat dua tempat shalat untuk perempuan. Di dalamnya terdapat dua pelataran khusus untuk mereka. Yaitu, tempat shalat yang terletak di sebelah barat laut dan tempat shalt yang terletak di sebelah timur laut.

Pelataran Luar

  • Ia merupakan pelataran besar yang disiapkan untuk jamaah masjid. Ia ditutupi dengan payung raksasa untuk melindungi jamaah shalat dari terik matahari.

Keutamaan Shalat di Masjidil Haram

Salah satu keutamaan Masjidil Haram Makkah adalah bahwa shalat di dalamnya sama dengan seratus ribu shalat di tempat lain. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu shalat di tempat lain.”

Keutamaan ini mencakup semua masjid di Makkah dan unit-unitnya yang berada di dalam area Tanah Haram. Keutamaan ini juga mencakup shalat wajib dan shalat sunnah.

Di saat-saat ramai dan musim, seperti pada bulan Ramadhan misalnya, penduduk Makkah dan orang-orang yang bermukim di Makkah dapat shalat di masjid mana pun di dalam batas-batas wilayah Tanah Haram, dan dengan demikian mereka tetap mendapatkan pahala besar shalat di Tanah Haram.

Sumur Zamzam

  • Sumur Zamzam terletak di sebelah timur Ka’bah, berjarak 21 meter darinya.
  • Lingkar lubang sumur: 3,6 m.

Di antara nama-nama Zamzam:

Suqya Isma`il, Shafiyah, Mubarakah, Salimah, dan Thahirah.

Para khalifah dan raja dari masa ke masa menaruh perhatian yang sangat besar pada sumur Zamzam, dan hal ini tetap berlanjut di era negara Saudi, mulai dari era pemerintahan Raja Abdulaziz yang pada tahun 1345 H memerintahkan pembangunan sabil (fasilitas penyediaan air minum) Zamzam. Kemudian pada tahun berikutnya dia memerintahkan pembangunan sabil Zamzam yang kedua, merenovasi sumur dan menutupnya. Pada era Raja Salman, tepatnya pada tahun 1439 H, Raja Salman menandatangani persetujuan untuk melanjutkan pekerjaan sumur Zamzam, dan membangun lima saluran untuk layanan khusus air Zamzam.

Dinas pengelolaan air minum Zamzam:

Tata kelola sumur Zamzam terus dilakukan dan ditingkatkan, supaya air Zamzam bisa disajikan kepada jamaah haji dan umrah sesuai standar kualitas tertinggi.

Laboratorium Zamzam:

  • Mengawasi putaranan-putaranan sterilisasi air Zamzam.
  • Mengawasi pengisian tangki yang mengangkut air Zamzam ke Masjid Nabawi.
  •  

Informasi Tempat Sa’i

Apa itu Shafa dan Marwah?

Yaitu dua bukit kecil yang dulu pernah didaki oleh Hajar (ibunda Ismail alaihissalam) untuk mencari makanan atau air.

  • Shafa: Sebuah bukit kecil tempat dimulainya sa’i. Bebatuan bukit ini masih terlihat di lantai dasar sampai hari ini.
  • Marwah: Sebuah bukit kecil di seberang Shafa, yang menjadi tempat berakhirnya sa’i jamaah haji dan umrah.

Informasi tempat sa’i dengan angka:

  • Panjang jalur sa’i adalah 394 M.
  • Total jarak yang ditempuh oleh seseorang ketika melakukan sa’i dengan tujuh kali putaran kurang lebih kira-kira adalah 2761 M.
  • Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sa’i adalah antara 45-55 menit. Kecepatan berjalan bervariasi tergantung sejumlah faktor.

Jumlah Lantai Tempat Sa’i

Tempat sa’i terbagi menjadi beberapa lantai dengan luas 87.000 meter persegi, yaitu:

  • Ruang bawah tanah
  • Lantai dasar
  • Lantai Al-Mizanain untuk kursi roda atau kendaraan listrik yang terdiri dari dua lajur
  • Lantai satu
  • Lantai dua
  • Lantai atap

Pelataran Lantai untuk Thawaf

Tempat thawaf terbagi dalam:

  • Pelataran lantai untuk thawaf (di sekeliling Ka’bah)
  • Lantai dasar
  • Lantai satu
  • Lantai M (Mizanin) yang terletak di lantai satu untuk kursi roda.
  • Atap

Daya Tampung Tempat Thawaf:

  • Pelataran lantai untuk thawaf: dapat menampung sekitar 30 ribu orang per jam.
  • Seluruh lantai: dapat menampung sekitar 107 ribu orang yang berthawaf per jam.

Jamaah dapat mencapai lantai-lantai tersebut melalui jalur khusus sesuai dengan arahan para petugas keamanan. Jamaah haji dan umrah hendaknya bekerja sama dan mematuhi arahan para petugas.

Ka’bah

Ka’bah merupakan Baitullah yang mulia. Ia merupakan bangunan yang agung menurut umat Islam. Ia mempunyai kedudukan yang besar dan sejarah yang mulia. Nabi Ibrahim yang bergelar “Khalilullah” membangunnya bersama putranya Ismail alaihimassalam. Ia merupakan rumah Allah pertama di muka bumi yang dibangun untuk beribadah hanya kepada-Nya, tiada sekutu baginya. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Ia merupakan kiblat umat Islam sekaligus jantung hati mereka. Thawaf dalam rangka ibadah hanya dilakukan di sekeliling Ka’bah.

Ka’bah mempunyai sejumlah simbol yang dilihat oleh orang yang sedang melakukan thawaf, yaitu:

Al-Hathim (Hijr Ismail): Ini adalah tempat terbuka yang berbentuk setengah lingkaran yang terdapat di samping Ka’bah. Sebagian darinya merupakan bagian dari Ka’bah, sehingga shalat di situ sama dengan shalat di dalam Ka’bah.

Pintu Ka’bah: Pintu Ka’bah terletak di bagian timur Ka’bah. Saat ini ia terbuat dari emas murni. Letaknya sekitar 222 cm dari atas permukaan tanah.

Al-Multazam: Ia merupakan dinding Ka’bah bagian timur, atau bagian darinya. Ia terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.

Pengertian Multazam adalah: Orang yang berdoa meletakkan dada, wajah, lengan dan dua telapak tangannya ke dinding ini, lalu ia berdoa kepada Allah Ta’ala dengan doa-doa yang mudah ia sampaikan. Namun, hal itu sulit dilakukan dalam beberapa musim atau di waktu padat.

Al-Mizab: Ia merupakan bagian yang terpasan di atap Ka’bah untuk menyalurkan air. Dari situ air turun ke Hijr Ismail.

Asy-Syadzarwaan: Ia merupakan bangunan pelengkap Ka’bah. Ia mengelilinginya tak ubahnya kain sarung. Ia bukan bagian dari Ka’bah. Namun ia dibangun dengan tujuan menguatkan bangunan Ka’bah dan melindunginya dari banjir. Ia terlindungi selama bertahun-tahun. Saat ini ia dibungkus dengan marmer berwarna putih.

Hajar Aswad: Hajar Aswad termasuk batu yang berasal dari surga, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam . Ia merupakan tanda permulaan sekaligus akhir thawaf. Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengembalikannya ke tempatnya, ketika kaum Qurays berselisih pendapat tentang siapa yang paling berhak untuk mengembalikannya ke tempatnya. Hal itu terjadi setelah mereka selesai membangun ulang Ka’bah sekitar sebagian bangunannya rusak akibat hujan.

Rukun Yamani: Rukun Yamani merupakan salah satu dari empat rukun Ka’bah yang mulia. Ia dinamakan dengan “Yamani” karena ia terletak dari arah Yaman. Rukun Yamani dan Hajar Aswad dinamakan juga “Dua Rukun Yamani”.

Simbol-simbol Thawaf

Tempat thawaf adalah pelataran yang dilapisi marmer putih yang dapat mengurangi hawa panas dimana pelataran itu mengelilingi Ka’bah. Saat ini disebut dengan istilah “Shahn” (karena bentuknya yang mirip piring). Umat Islam melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah.

Simbol-simbol tempat thawaf, antara lain:

  • Ka’bah yang mulia: Ka’bah merupakan kiblat umat Islam, sekaligus jantung hati mereka. Thawaf dalam rangka ibadah kepada Allah hanya boleh dilakukan di sekeliling Ka’bah.

  • Maqam Ibrahim: Ia merupakan batu yang dipijak oleh Ibrahim alaihissalam ketika membangun Ka’bah yang mulia. Ia merupakan salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak jelas di Masjidil Haram. Sebagaimana firman Allah; Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;

Pelataran Masjidil Haram

Masjidil Haram Makkah dikelilingi oleh halaman yang disediakan untuk lalu lintas jamaah haji dan umrah menuju ke dalam Masjidil Haram. Halaman tersebut juga dipersiapkan sebagai tempat yang bisa difungsikan untuk melakukan shalat, terutama pada hari Jumat serta pada musim-musim haji dan umrah.

Tugas-tugas terpenting dinas halaman Masjidil Haram:

  • Mempermudah akses jamaah shalat ke dalam Masjidil Haram.
  • Membuka jalur-jalur di halaman yang mengarah ke pintu-pintu Masjidil Haram.
  • Membimbing orang-orang yang tersesat, membantu para lansia dan orang-orang berkebutuhan khusus (disabilitas).
  • Mencegah aktifitas duduk-duduk, berjualan dan mengemis di pelataran Masjidil Haram.

Di antara layanan dan fasilitas terpenting di area pelataran Masjidil Haram:

  • Kotak tempat penitipan barang (brankas)
  • Air zamzam
  • Kipas kabut untuk menyejukkan udara
  • Tempat wudhu dan toilet
  • Membersihkan pelataran secara kontinu

Hindari hal-hal berikut di pelataran Masjidil Haram:

  • Meninggalkan barang-barang bawaan di pelataran. Barang bawaan dapat dititipkan di brankas
  • Membawa masuk senjata dan benda-benda tajam
  • Masuk dengan menggunakan sepeda motor dan sepeda
  • Merokok

Bagian-bagian Masjidil Haram

Allah SWT mengkhususkan dan memuliakan Makkah dibanding seluruh belahan dunia, dan termasuk yang paling agung adalah menjadikannya sebagai tanah Haram.

Ash-Shan (Pelataran Thawaf di Sekeliling Ka’bah): Shahn Ka’bah atau tempat thawaf merupakan lantai yang terbuat dari marmer putih dan mengelilingi Ka’bah yang mulia. Saat ini dinamakan Ash-Shan (piring). Umat Islam melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah yang mulia. Dinamakan juga dengan Al-Mathaf, yaitu lingkaran putaran sekeliling Ka’bah yang mulia.

Serambi Abbasiyah: Sejarah pembangunan Serambi Abbasiyah dimulai sejak masa Khalifah Abbasiyah Muhammad Al-Mahdi. Serambi ini mengalami sejumlah renovasi dan pengembangan dalam berbagai momen sejarah, juga dalam masa pengembangan Masjidil Haram oleh pemerintah Arab Saudi.

Perluasan Masjidil Haram: Para raja dari Kerajaan Arab Sadui sangat memerhatikan upaya renovasi dan perluasan Masjidil Haram agar dapat menampung para jamaah haji dan umrah yang terus bertambah. Proyek perluasan Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah telah dimulai sejak tahun 1375 H.. Perluasan pertama ini kemudian diikuti dengan perluasan kedua pada tahun 1409 H dan perluasan ketiga pada tahun 1428 H.

Pelataran Luar: Pada perluasan kedua yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, dibuatlah pelataran yang besar dan luas di sekeliling Masjidil Haram dan dapat dijadikan tempat untuk shalat, khususnya pada waktu padat. Lantainya menggunakan marmer dingin yang dapat mengurangi hawa panas.

Atap Masjidil Haram Pada proyek perluasan kedua yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, atap Masjidil Haram juga dimanfaatkan, dimana atap/loteng tersebut dipasangi marmer dingin. Dalam proyek perluasan ketiga, dipasanglah tangga bergerak (eskalator) untuk mengangkut jamaah shalat ke loteng dan lantai pertama pada musim padat.

Pintu-pintu Masjidil Haram di Makkah: Ada begitu banyak pintu masuk Masjidil Haram. Masing-masing mempunyai nomor tersendiri. Di atas pintu-pintu tersebut terdapat lampu petunjuk yang dapat dilihat dari jauh untuk mengetahui apakah ini pintu masuk atau pintu keluar.

Lima Pintu Utama Masjidil Haram:

  • Pintu Raja Abdul Aziz, No. 1, terletak di pelataran bagian barat.
  • Pintu Shafa, no. 11, terletak di arah tempat sa’i.
  • Pintu Al-Fath, no. 45, terletak di pelataran utara.
  • Pintu Al-Umrah, no. 62, terletak di pelataran utara.
  • Pintu Raja Fahd, no. 79, di pelataran bagian barat.
  •  

Makkah adalah Kiblat Kaum Muslimin

Makkah Al-Mukarramah, daerah terbaik dan yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya.

  • Allah SWT memilih Makkah untuk ibadah haji, dan menjadikan penyengajaan menuju ke sana sebagai ibadah yang bisa menaikkan derajat dan menghapus beberapa kesalahan (dosa). Rasulullah -Shallallahu alaihi wasallam- bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah bumi Allah yang terbaik dan tanah yang paling saya cintai”.
  • Di Makkah-lah rumah pertama di bumi dibangun untuk menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan petunjuk-Nya. Allah SWT berfirman: {Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk (tempat beribadah) manusia adalah Baitullah yang ada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam}.
  • Makkah memiliki keutamaan dan kedudukan tersebut di awal mula diciptakannya alam semesta yang kita ketahui bersamaan dengan penciptaan langit dan bumi. Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wasallam) bersabda: “Sesungguhnya tanah ini (Makkah) disucikan oleh Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, dan akan tetap mulia dan suci dengan kemuliaan Allah hingga hari kiamat”.
  • Umat Islam dari segala penjuru bumi menghadap ke sana lima kali dalam sehari untuk menyembah Tuhan mereka, untuk memperkuat sosial, persaudaraan, dan persatuan mereka. Allah SWT berfirman: {Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan dirimu ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu}.
  • Bagi kaum muslimin, Makkah adalah kiblat, petunjuk, nikmat, dan berkah yang mengumpulkan kehidupan mereka. Anda berkewajiban bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang agung ini. Allah SWT berfirman: {Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci tempat manusia berkumpul. Demikian pula pada bulan haram, Hadyu, dan Qalaid. Yang demikian itu agar kamu mengetahui bahwa Allah Mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu}.
  • Makkah adalah Tanah Haram yang dimuliakan dan diberi keistimewaan terbesar secara khusus.

Makkah yang Dimuliakan oleh Allah

Allah SWT mengkhususkan dan memuliakan Makkah dibanding seluruh belahan dunia, dan termasuk yang paling agung adalah menjadikannya sebagai tanah Haram.

Apa Makna Haram?

  • Tanah Haram adalah tempat yang mana ada beberapa hal yang diharamkan di sana, namun diperbolehkan di tempat lain. Hal itu sebagai bentuk pengagungan dan pemuliaan terhadap pemilik otoritas keharaman dan pelarangan. Allah SWT berfirman: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa yang mengagungkan apapun yang terhormat di sisi Allah, maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya.”
  • Allah SWT memilih tanah ini dan menjadikannya Tanah Haram (mulia), lalu Allah melarang sebagian hal yang diperbolehkan di tempat lain, dan memberinya keistimewaan dengan beberapa keutamaan yang tidak ditemukan di tempat lainnya, yaitu kesucian dan keistimewaan yang masuk dalam sejarah alam semesta secara keseluruhan.
  • Allah memuliakan tanah ini dan mengkhususkannya dengan derajat pada hari penciptaan alam semesta yang kita ketahui, dan akan tetap ada hingga akhir alam semesta ini. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya tanah ini (Makkah) disucikan oleh Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, dan akan tetap mulia dan suci dengan kemuliaan Allah hingga hari kiamat.”

Apa yang Dimaksud Haram bagi Saya?

  • Kamu sekarang berada di sebuah tempat yang memiliki derajat, kemuliaan, dan keutamaan khusus dari Allah sebelum Dia menciptakan manusia, dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk meninggikan pondasi dan membangun Baitullah sebelum ditempati seorangpun manusia, supaya menjadi kiblat dan standar serta petunjuk bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk (tempat beribadah) manusia adalah Baitullah yang ada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
  • Anda berada di sebuah tempat yang mana kebaikan dilipatgandakan, dan keburukan yang dilakukan di situ tidak seperti keburukan di tempat lainnya.
  • Tanah Haram adalah tempat yang mana Allah memerintahkan makhluk-Nya yang paling mulia, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kemudian Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam untuk menyucikannya, membangunnya, dan merawatnya.

Makkah adalah Kiblat Kaum Muslimin:Makkah Al-Mukarramah, daerah terbaik dan yang paling dicintai Allah dan Rasul-Nya.

  • Allah SWT memilih Makkah untuk ibadah haji, dan menjadikan penyengajaan menuju ke sana sebagai ibadah yang bisa menaikkan derajat dan menghapus beberapa kesalahan (dosa). Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah bumi Allah yang terbaik dan tanah yang paling saya cintai.”
  • Di Makkah-lah rumah pertama di bumi dibangun untuk menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan petunjuk-Nya. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun untuk (tempat beribadah) manusia adalah Baitullah yang ada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
  • Makkah memiliki keutamaan dan kedudukan tersebut di awal mula diciptakannya alam semesta yang kita ketahui bersamaan dengan penciptaan langit dan bumi. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya tanah ini (Makkah) disucikan oleh Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, dan akan tetap mulia dan suci dengan kemuliaan Allah hingga hari kiamat.”
  • Umat Islam dari segala penjuru bumi menghadap ke sana lima kali dalam sehari untuk menyembah Tuhan mereka, untuk memperkuat sosial, persaudaraan, dan persatuan mereka. Allah SWT berfirman: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan dirimu ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.”
  • Bagi kaum muslimin, Makkah adalah kiblat, petunjuk, nikmat, dan berkah yang mengumpulkan kehidupan mereka. Anda berkewajiban bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang agung ini. Allah SWT berfirman: “Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci tempat manusia berkumpul. Demikian pula pada bulan haram, Hadyu, dan Qalaid. Yang demikian itu agar kamu mengetahui bahwa Allah Mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
  • Makkah adalah Tanah Haram yang dimuliakan dan diberi keistimewaan terbesar secara khusus.